Selasa, 11 November 2008

Pernikahan

Pernikahan itu...adalah sebuah pengambilalihan tanggungjawab
dari tanggungjawab orang tua yang mengampu
menjadi tanggungjawab hidup mandiri

Kehidupan pernikahan itu...
bukanlah sekedar keharuan ketika pemberkatan nikah atau akad nikah
dan hingar bingar pesta nya
bukan...kehidupan pernikahan justru dimulai ketika pesta usai

Sejoli yang menikah...harus memiliki persediaan maaf yang tak terbatas
karena kita hidup dengan seseorang yang sama dengan kita...belum sempurna
yang masih mungkin mengulang-ulang kesalahan yang sama

Hidupnya cinta pernikahan...adalah ketika masing-masing pihak
menerima pasangannya apa adanya
karena sebelum bertemu dan menikah tiap-tiap orang sudah dibentuk melalui latar belakang budaya dan kebiasaan yang akhirnya memberikan pola pikir yang berbeda

Menjaga api cinta pernikahan...bukanlah sekedar menciptakan waktu-waktu romantis
bukan sekedar menghabiskan uang untuk bulan madu ke dua..bukan
menjaga api cinta pernikahan adalah dengan sujud syukur dan doa-doa kita kepadaNYA
yang sudah mempertemukan dan mempersatukan cinta kita dalam ridhoNYA
hanya dengan hidup intim dengan TUHAN, maka keintiman suami istri akan terus terjaga
mampu atasi segala goda, dan mampu mengalahkan segala coba yang menghadang

---------------
didedikasikan untuk temanku yg akan menikah 4 Desember 2008
Eko dan Ratna
---------------

Minggu, 19 Oktober 2008

Penjahat Kelamin

Nama apa yang pantas diberikan kepada :

- Laki-laki yang berselingkuh dengan alasan ingin variasi urusan ranjang, atau..
- Laki-laki yang meninggalkan isterinya karena istrinya sakit dan tak bisa berbuat banyak dalam urusan sex?
- Laki-laki yang menikah lagi (secara diam-diam) karena terlanjur menghamili anak orang? Padahal di benua lain, sang istri dengan setia menunggunya, mendoakannya, dan terus menjaga kehormatannya?
- Laki-laki yang mencari daun muda karena sang isteri sudah beranjak tua dan tak semenarik ketika mereka berpacaran?
- Laki-laki yang pergi ke rumah pelacuran dan menularkan penyakit kepada isteri yang tidak tau apa-apa?
- Laki-laki yang atas nama Kepuasan, Keperkasaan, dan Kegagahan ingin mencoba banyak gaya, variasi , bahkan pasangan..lantas tak mempedulikan pendampingnya yang tenggelam dalam sedu sedan?
-Laki-laki yang meninggalkan isterinya demi segumpal daging mengkal nan nikmat di pemandangan mata?
-Laki-laki yang dalam banyak hal beralasan untuk mengkhianati ikrar suci dihadapan penghulu, pendeta, dan para saksi-saksi TUHAN?

Hm...rasanya cuma satu nama yang paling tepat untuk diberikan ... yaitu : PENJAHAT KELAMIN

Aku bukanlah penganut freelife or freesex..bukan..tapi kalo aku harus memilih lebih menghargai siapa...Aku masih bisa memaklumi dan menghargai seorang pelacur yang menjajakan diri untuk kebutuhan anaknya, daripada laki-laki yang pergi ke rumah pelacuran hanya untuk kepuasan kelaminnya


---------
ketika seorang pemimpin mengaku khilaf, dan melakukan hal yang mengecewakan
---------

Senin, 25 Agustus 2008

My 2nd Wedding Anniversary (26 August 2008)


Hari ini hari yang membahagiakan kami. Tak terasa kami sudah menjalani hidup bersama sebagai suami istri dan orang tua dari kedua anak kami selama 2 tahun. Banyak suka dan duka, banyak cerita yang membuat kami menangis juga tertawa. Ada tahun dimana kami menuai berkat, ada masa dimana kami diizinkan mengalami kekosongan lumbung. Yah, semua terjadi begitu cepat seperti putaran roda pedati yang berganti posisi setiap detik dan waktu.

Sebagai pasangan suami istri kami terus belajar untuk saling mengenal, mengerti, dan memahami satu dengan yang lain. Sebagai anak Tuhan, kami terus belajar dan berusaha menjaga janji Kudus yang pernah kami ucapkan di depan para saksi dan jemaat Allah. Sebagai orang tua kami harus terus belajar untuk menemukan formula yang alkitabiah dalam kami mengasuh kedua anak kami.

Yah..Belajar. Adalah kata wajib yang hendaknya dimiliki oleh seluruh pasangan di dunia ini, karena setiap pasangan suami istri dilahirkan dengan latar belakang dan keluarga yang berbeda, yang praktis akan membentuk pola pikir dan prinsip yang berbeda pula. Hanya dengan KASIH maka setiap perbedaan bisa disatukan.

Untuk saat ini, aku ingin berterima kasih kepada TUHAN, untuk :
seorang suami yang begitu menyayangiku. Dia selalu membuatku merasa cantik, sekalipun aku tidak seperti Dian Sastro..hehee..Dia tidak pernah menuntutku menjadi orang lain, dia tidak pernah menuntut aku selangsing model dan peragawati. Dia selalu menginginkan aku bagaimana pun keadaanku. BAhkan kekurangan fisikku sebagai akibat proses mengandung dan melahirkan anak kami, tak dilihatnya sebagai kekurangan, tetapi sebagai medali kebanggaan. Wow...sungguh aku berterima kasih untuk laki-laki yang telah kau bawa kepadaku ini.
Pa...makasih sudah memperlakukan aku sebagai seorang wanita yang sangat istimewa

Doa kami....biarlah Engkau senantiasa memperbarui cinta kasih kami, memampukan kami untuk tetap setia dan takut akan engkau.

Selasa, 19 Agustus 2008

Kisah Temanku


Siang ini aku ngisengin temanku yang baru menikah tgl 16 Agustus 2008 lalu. Hehehe... biasa lah seputar Making Love. Dia itu bukan hanya teman buatku, dia adalah sahabat juga saudara seperjuangan ketika kami sama-sama jomblo dan sedang meminta jodoh kepada Tuhan. Kalau aku duluan menikah, aku yakin, doanya juga ikut andil membuatnya demikian.
Namanya juga sahabat, percakapan kami mengalir begitu saja tanpa tedeng aling-aling (tidak ada yang ditutup2in). Jawaban-jawaban polosnya juga pertanyaan-pertanyaan polosnya membuatku diposisikan sebagai pakar hubungan intim...hahahaaa.. padahal aku dan suami masih terus belajar dan bereksplorasi bukan saja tentang yang ini, tapi juga hal2 lain.

Ini membuat hari ini sedikit ringan setelah sekian banyak beban yang membuatku enggan buat tersenyum. Sms balasannya membuatku sontak tertawa ditengah kerjaanku yang bejibun.

Pssss ttttt.....Dia tidak tahu.....sewaktu kami pulang kondangan acara pernikahannya...kami menciptakan malam pengantin buat kami berdua. Sesuatu yang romantis....yang manis... di antara desah nafas, rintihan, dan gairah.. kami ingin menghayati kembali malam pertama kami waktu itu. Dan kami memang berkomitmen, setiap malam intim kami adalah malam pertama yang penuh cinta dan gairah. Dengan saling menghormati satu dengan yang lain.

Hehehee...kisah temanku yang lugu ini akan menjadi bagian dari sejarah hidupku..

---------------------------------------------------------
selamat untuk Untung dan Ria,
mudah-mudahan keinginan kalian untuk segera mendapatkan momongan segera tercapai
dan kalian bisa menjadi orangtua yang bertanggungjawab untuk anak-anak kalian
saranku sih...nikmati saja dulu bulan madu ini tanpa dibebani keinginan untuk cepat hamil
karena masa-masa ini tak akan terulang lho
---------------------------------------------------------

Kamis, 14 Agustus 2008

Istilah-istialah SEX



Hubungan sex sebelum menikah disebut kumpul kebo,
hubungan sex antara suami istri disebut BERSETUBUH,
hubungan sex antara seseorang yang sudah menikah dengan bukan suami atau istrinya disebut selingkuh, hubungan sex dengan seorang penjaja sex disebut melacur,
hubungan sex dengan orang yang tidak mau namanya memperkosa,
hubungan sex sambil disiksa atau menyiksa namanya sadomasokis,
hubungan sex antara kaum sejenis disebut homoseksual,
hubungan sex dengan mayat disebut nekropilia,
hubungan sex antara saudara disebut inces,
hubungan sex antara orang dewasa dengan anak-anak disebut pedopilia,
hubungan sex antara manusia dengan binatang disebut bestialiti,
hubungan sex antara manusia dengan benda (boneka, dll) disebut fetisis,
hubungan sex dengan setan dalam mimpi disebut Inkubus,
hubungan sex dengan diri sendiri disebut masturbasi. Dari sekian jenis hubungan SEX, hanya ada satu yang berkenan di hadapan Tuhan yaitu BERSETUBUH.

diambil dari : blognya hai hai di sabdaspace
uhh...pembahasan yang tak akan membosankan sepanjang masa

Kamis, 03 April 2008

Kebahagiaan Itu....


Benar kata orang bijak, bahwa kebahagiaan adalah sebuah keputusan atau pilihan. Dalam suatu kondisi yang sama tapi dari sudut pandang yang berbeda, seseorang bisa mengatakan aku bahagia atau sebaliknya aku tidak bahagia.

Selama ini aku menilai kebahagiaanku terlalu rendah, sampai akhirnya aku berhadapan dengan kenyataan..bahwa apa yang kupandang sebagai kebahagiaan ideal selama ini hanyalah bungkus dari kekecewaan hati sahabatku yang kunilai hidup kebahagiaan puteri-puteri dongeng ala Cinderilla, SnowWhite, dsb.

Ya, mataku baru terbuka. Bahwasanya, Tuhan sudah memberikan kebahagiaan itu kepadaku. Hanya saja keputusan-keputusanku tidak membuatnya maksimal dalam menikmatinya.

So, dalam kesempatan ini izinkan aku berterima kasih :

- untuk suami dengan segala keberadaannya
- untuk kekurangan yang saat ini sedang kami perjuangkan bersama
- untuk suamiku yang selalu menginginkanku bagaimana pun bentuk tubuh ku
- untuk suamiku yang ... walaupun kadang2 ngeselin, tapi perhatian dan peduli padaku
- untuk mama dan papa mertua yang kompak
- untuk bapak yang tinggal dalam kesetiaannya setelah ibu tiada
- untuk anak-anak yang sehat dan lucu
- untuk saudara-saudara yang terus mendukungku
- untuk teman-teman yang menjadi inspirasiku

kalian semua adalah sekelumit dari sekian banyak kebahagiaan yang Tuhan sudah berikan padaku, hanya saja.... aku seringkali gak nyadar dan terus berharap ada kebahagiaan yang lebih dari apa yang layak aku terima.

terakhir, terima kasih Tuhan, untuk mata yang akhirnya terbuka untuk melihat indahnya hidupku saat ini ditengah segala pergumulanku.

...untuk temanku yang hari ini jadi alat demoNYA...kuatkan hatimu, karena tak akan ada mahkota tanpa pergumulan....

Minggu, 23 Maret 2008

Kue Ultah Yang Pertama




Kamis lalu, 20 Maret 2008 ada arisan keluarga muda kawanua di rumah kami. Sekaligus mengadakan ibadah ucapan syukur, karena Tuhan sudah menambahkan 1 tahun usiaku (33 tahun bo') Bukan usia yang muda lagi. Tapi aku bersyukur, sepanjang sejarah hidupku, rasanya semua berlalu dengan arti yang sangat baik. Sedikit waktu saja yang tersia-siakan karena kebodohanku atau ketidakbijaksanaanku menghadapi hidup yang kompleks.

Aku bersyukur, Tuhan tidak pernah meninggalkan aku dan senantiasa menepati janjiNYA untuk memberikan yang terbaik bagiku sesuai versiNYA. Walaupun seringkali terbaikNYA tidak sama dengan terbaikku..hehehee..

Menu arisan cuma ayam rica, ayam kecap, sup, dan ikan-ikan bakar, dan kue2 kecil. Semua berlangsung sederhana. heheh..maklum lagi penghematan besar2an nich. Tapi suka cita yang timbul sungguh besar. Kehadiran teman2 kawanua dan cara suamiku memperhatikan aku sungguh menjadikan hari itu hari yang istimewa.

SEdihnya, teman2 seperjuangan di polonia tak ada satu pun yang mengingat hari jadiku. Aku bisa cepat menetralisir perasaan kecewaku, karena sudah menjadi kebiasaan di komunitas polonia, kalo lagi dibutuhin ya diingat, kalo engga... yaa... sebodo amat ama nasib loe. hihii..(sorry guys..itu yang sejujurnya sering aku rasain)


Firtu yang dibawakan Pdt. Hendry juga sangat menyentuh dan sesuai kebutuhan kami. Hehehee..


Sekitar pukul 15.00, ketika aku menemani Farrel tidur, tiba-tiba datang serombongan teman dari Polonia lengkap dengan kue tart berlilin 33. Hah..?!?!??*&%^& gak mimpi nich gw?? asal tahu yaa...ini adalah Kue Ultah PErtama yang aku punya ...(sekalipun di angka 33) Bengong, surprise, antara mau ketawa ama mau nangis.. teman2 seperjuangan (baca : Komsel) datang dengan muka tanpa dosa mereka..Rombongan pertama Lia, Merry, Inkan, Inne, Iffie, Dani, Lena dan kata mereka masih ada yang OTW (kel Paat-Silalahi), mereka teman2 dekat yang pernah menoreh cerita perjuangan yang hebat. Satu perkumpulan yang beneran pengen kami bangun lagi.


Usut punya usut, rupanya surprise party nan sukses itu hasil persekongkolan dengan suamiku tercinta, yang seringkali mendengar keluhanku tentang perasaanku yang ditinggalkan oleh teman2ku...


Well, sekalipun berlangsung sangat sederhana. Dengan menu makanan yang sederhana plus hasil karya suamiku sendiri (bukan catering) Toh hari itu menjadi hari bahagia bagiku. Kado yang luar biasa indah dari suamiku bukanlah berlian, permata, perhiasan, atau barang2 mahal. Tapi usahanya memberikan yang terbaik untuk kami. Kedatangan teman2 seperjuangan, membuktikan pada diriku sendiri kalau aku tidak ditinggalkan sendiri.


Special Thanks : ke Tuhan, yang masih kasih aku umur untuk hidup sampe sekarang

: my beloved chubby hubby.. yang dah rela jadi special koki (eh dapet pujian tuh dari om silalahi dan teman2, kalo masakanmu lekker pisan) thanks u/ perhatian, cinta, dan kebahagiaan yang kamu usahakan senantiasa hadir dalam rumah tangga kita)

: Lia, Merry, Inne, Iffie, Inkan, Danny, Lena, Jeffry, Keren, Cilla, Joey, Keneth dan teman2 kawanua, kehadiran kalian memberi kesan yang sungguh indah.

Kamis, 28 Februari 2008

Untuk Yang Ini, aku mohoon Tuhan..........


Percakapan semalam sudah usai, kami sudah berdamai lagi pagi ini. Dengan ciuman dan ucapan salam mesra kami sudah dengan tulus saling memaafkan.


Aku memang masih terluka, karena caraku mencintainya belum bisa dia pahami, walaupun hampir 2 tahun kami tinggal satu atap. Aku sendiri juga tidak mengerti, mengapa seringkali mengungkapkan cinta, perhatian dan perasaan dengan cara yang membuatnya tak nyaman. Semalam pun aku berjanji untuk tidak mengulangi nya.


Tapi sungguh, hatiku masih sakit, sedih, tertolak dan merasa tak terpahami. Selintas ayatMu bergema :


1Pe 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Sungguh aku berterima kasih, karena Engkau memperhatikan kehidupan rumah tangga kami. Bahkan ada jaminan bagi para isteri. Engkau bahkan rela membangun tembok tinggi bagi doa suami-suami yang menyakiti hati isterinya.


Aku mencintainya dengan segenap hati dan setulus jiwaku. Jadi aku mohon dengan sangat, sekalipun saat ini aku masih bersedih dengan apa yang kami bicarakan tadi malam....janganlah kau timpakan kemalangan kepada suamiku. Tetaplah Engkau membentengi dia dengan pagar kasihMU. Tetaplah Engkau menaburi berkat dalam setiap usahanya. Tetaplah Kau beri dia keberuntungan dalam segala hal yang dia kerjakan hari ini.


Jangan membuang mukamu darinya, Tuhan. Sekalipun hingga saat ini air mataku masih tercurah karena terluka. Jangan menutup telingamu atas doa-doanya hari ini.. Aku mohon dengan sangat...


Karena kalau dia terluka, kalau dia celaka, kalau dia bersedih.............hal itupun akan terjadi padaku. Ingatlah.. bahwa aku dan dia sudah menjadi satu. Jadi apapun yang dia rasakan, pasti aku rasakan.


Kau tak ingin aku menangis lagi bukan?


Tolonglah aku untuk bisa mencintainya dengan cara yang dia suka, bukan semata-mata yang membuatku suka. Karena perkawinan adalah pelajaran seumur hidup, jadi.. jangan berhenti untuk menjadi GURU dan PENASIHAT bagi kami berdua.


============================================================


ketika bahasa cintaku tak dipahaminya, dan ketika aku mencari cara mencintai yang dia suka bukan yang aku suka






























Selasa, 19 Februari 2008

Menangis Bersama

Pergumulan yang berat tak terelakkan saat ini. Minggu malam merupakan puncak dari semua beban yang harus kami lepaskan. Tekanan ekonomi, desakan kebutuhan, hingga waktu yang terus berlari menuju tujuannya.

Tak ada yang bisa kami andalkan. Yang kami miliki tinggallah keyakinan pada TUHAN. Keyakinan yang mengatakan bahwa kehidupan kami akan terus naik dan bukan turun. Keyakinan bahwa semua masalah ini akan berakhir dan teratasi dengan baik.

Malam itu kami hanya sanggup berpelukan sambil menangis bersama.

Senin, 11 Februari 2008

Masihkah kita?


Aku baru saja membaca blog temanku, berisi curhatnya tentang kehidupan rumah tangganya. Sebenarnya tanpa membaca curhat2nya aku juga sudah tau keadaan rumah tangga mereka. Tiap kali ada kesempatan untuk berbagi cerita dia akan mengeluhkan semua beban yang saat ini mereka pikul.


Sebenarnya Rumah Tangga mereka sih tak ada masalah. Kehidupan ekonomi mereka cukup mapan dengan segala kepemilikan yang saat ini bisa dilihat mata, bahkan romantisme yang senantiasa mereka ciptakan dalam setiap pertemuan. Asli, bikin kita iri setengah mati.


Yang menjadi masalah adalah : semenjak mereka menikah belum pernah merasakan tinggal satu atap. Lho?!! Kenapa??!! ini terjadi tak lain dan tak bukan karena perbedaan benua. Sang suami tinggal di San Fransisco dan istrinya tinggal di Indonesia. Mereka sudah berusaha mati-matian biar segera bisa berkumpul, tapi kebijakan dari kedutaan (seringkali tidak bisa dimengerti akal sehat kita). Terpaksa, mereka menunggu waktu yang cukup lama untuk bisa bersatu.


Tapi aku bangga : Mereka tak pernah lelah berjuang. Walaupun kisi-kisi hati mereka banyak diisi kelelahan dan kesepian. Tapi harapan untuk bisa bersatu (sekalipun menunggu) tidak pernah mati dari hati mereka.


Aku gak tau kapan mereka akan jadi satu atap. Aku gak tau, kapan teman ku itu akan mendapatkan visa imigran ke SF. Aku gak tau. Tapi seiring doanya kepada Bapa, aku pun berharap ada mujizat yang membukakan jalan bagi mereka berkumpul.


Guys, mau baca tulisannya? klik di http://heandus.blogspot.com/. Mari kita renungkan sesuatu. Setelah membaca resume kisah temanku itu, mari kita mengingat-ingat sesuatu tentang hubungan suami istri.


Masihkah kita menyisihkan waktu kita untuk pasangan kita, sekedar mendengar cerita-ceritanya (yang mungkin membosankan dan tidak bisa kita mengerti?)


Masihkah kita bersedia menemaninya mendengarkan musik kesukaannya (walau mungkin kita tidak menyukainya)


Masihkah kita bersedia menyediakan minuman, makanan, pakaian ganti, bagi suami kita? Dengan hati yang mengabdi dan mengasihi?


Masihkah kita bersedia berciuman mesra sebagai salam selamat pagi?


Ataukah :


Kita terlalu sibuk dengan rutinitas dan hobby kita, sehingga seringkali meninggalkan pasangan kita di rumah?


Kita terlalu sibuk dengan selera kita sehingga kita tak bisa hadir bersamanya mana kala dia menikmati hal2 yang tidak bisa kita nikmati?


Kita terlalu egois (istri-istri), sehingga tak mau menempatkan diri sebagai pelayan baginya?


Kita terlalu fokus pada schedulle2 sehingga melupakan salam selamat pagi yang romantis?


Rasanya masih banyak pasangan2 yang bernasib sama dengan temanku itu. Terpisah tapi bukan kemauan mereka. Dan masih banyak pasangan yang sedang menghancurkan benteng pemisah dengan cucuran air mata mereka. Dengan untaian doa yang tak putus-putus. Dengan terus memelihara kesetiaan dan harapan.


Apakah kita tak lagi mampu bersyukur kalau :

Tiap hari kita masih bertemu pasangan kita, bercerita tanpa menghabiskan pulsa telepon?

Bertatap muka tanpa harus menggunakan webcam?

Berpelukan tanpa harus menunggu hari libur?

Mencium aroma badannya... tanpa harus menunggu dan mengeluarkan biaya?

Mencintainya dengan pelayanan tulus kita?


Masihkah kita bergairah menyambut kedatangan pasangan kita...ataukah ... semua debaran itu tinggal kenangan anak muda yang jatuh cinta?


Mari kita renungkan kembali. Dan benahi sikap hati kita. Supaya cinta kasih suami istri senantiasa menyala tak padam seiring waktu yang berjalan dan bertambah.


Dedicated to : Joice and Jeffry

Aku berharap dengan sangat dan penuh ketulusan, kerinduan kalian segera terwujud. Dan Semoga semua pengalaman ini membuat kalian semakin menghargai arti kebersamaan, ketika kalian sudah tinggal satu atap. Kuatkan hati kalian Temans!

Minggu, 20 Januari 2008

Mama Dei

Dia bukanlah seorang wanita karier, bukan pula seorang wanita yang menggondol gelar kesarjanaan apalagi master ini dan itu. Mama Dei, demikian sapaan akrabnya, adalah wanita biasa seorang ibu rumah tangga dan oma dari cucu-cucunya. Dia adalah mama mertua saya.

Sekalipun beliau bukanlah wanita karier dengan segala titelnya, tapi ada banyak hal unik dan penting yang bisa aku pelajari dari pribadi beliau. Sebagai seorang ibu, beliau sangat menyayangi putra-putranya. Terasa sekali bahwasanya dalam berbagai kesempatan berusaha adil dengan kedua putranya. Sebagai seorang istri, beliau adalah wanita yang sungguh-sungguh melayani dan mengabdi kepada suami. Sebagai seorang oma, beliau adalah oma yang cerdas untuk cucu-cucunya. Sebagai anggota majelis gereja, beliau tetap menempatkan posisinya sebagai hamba yang siap sedia melaksanakan tugasnya.

Ketika pertama berjumpa (sebelum kami menikah), sama sekali tidak tampak usaha nya untuk membuat jarak. Bahkan sebaliknya, sebagai calon mertua beliau sangat care dan bisa menerima saya apa adanya. Rasanya adeeem getoo. Ketakutan, kejaiman, bahkan jarak musnah begitu aje ketika kami ketemu. Langsung klik dan klop. Kaya temen gitu, ngerumpi, belanja, bahkan curhat2an.

Ketika kami menikah, dan beliau sempat tinggal bersama kami ketika kelahiran anak kami yang pertama, tentunya beliau banyak melihat kekurangan saya sebagai menantu. Tapi sama sekali tidak memihak kepada anaknya jika kami berselilisih paham. Bahkan seringkali beliau memberikan pandangan2 yang mendamaikan. Ketika saya tersudut dengan pola pikir suami yang salah, beliau tampil sebagai pembela dengan cara yang lembut dan penuh damai.

Pokoknya jauh deh dari image2 mertua yang seram. Usut punya usut ternyata beliau itu memelihara saat teduh dengan cara yang simpel. Berdoa, baca firman, menghapal ayat dan praktek.

Pantaslah kalau beliau menjadi wanita kecintaan banyak orang, paling tidak : suaminya, anak-anaknya, menanut2nya, juga cucu-cucunya. Pantaslah kalau roh yang lemah lembut itu makin tampak nyata dan membuat kami-kami ini segan untuk membangkang, karena beliau selalu bernaung dalam otoritas Allah. Sebelum bicara, sebelum menasihati, sebelum bertindak, beliau senantiasa menyertakan TUHAN. Tidak mengandalkan kepintaran yang pas-pasan. Tapi sungguh merupakan contoh nyata kehidupan yang mengandalkan Tuhan.

Saya berharap, bisa seperti beliau. Menjadi Istri dengan roh yang lemah lembut dan perkasa. Dan kehidupannya benar-benar menjadi suratan terbuka bagi setiap orang yang mengenalnya.

Mama Dei tetaplah manusia biasa yang masih jauh dari sempurna. Tapi keseriusannya memenuhi panggilan sebagai wanita bijak, cukup memberikan energi dan pengaruh yang positif bagi saya yang (katanya) aktivis berpengaruh... untuk terus menerus melakukan koreksi atas kekurangan karakter saya.

Tuhan Yesus, terima kasih, Kau berikan aku mama mertua yang bisa menjadi alat pengajaranMU menjadi wanita yang Engkau kehendaki. Berkati beliau, supaya terus hidup dalam naungan kasihMU dan tinggal dalam otoritasmu dalam setiap jam dan waktu. Supaya bukan hanya kami2 yang merasakan dampak dari kehadiran Mu atas nya, tapi setiap orang yang dia sentuh boleh semakin mengenal kehendakMU dalam suratanMU yang terbuka

Mama Dei, terima kasih : sudah mau terima saya sebagai menantu, dan mau mengajari saya banyak hal tanpa mama ajari. Doakan saya, supaya saya benar-benar menjadi Kristen seperti mama. Hidup untuk Kristus dimanapun dan apapun panggilan saya

I Petrus 3 : 1-5

1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,


With Love,

Farrel's Mom

Jumat, 18 Januari 2008

Malam Pertama

Suamiku senang sekali jika mengingat-ingat tentang malam pertama kami. Malam yang menurutnya sangat membanggakan, karena pada malam itu dia berhasil memecahkan segel alias virginitasku. Butuh perjuangan hingga beberapa ronde untuk memecahkan "masalah"nya.

Oh iya, ada kejadian lucu ketika malam pertama yang bisa dia jadikan bahan ledekan untukku. Waktu itu aku kesakitan sekali sampai-sampai memohon kepadanya untuk tidak terburu-buru memperbesar size Mr. P. Belum lagi aku sempat merintih dengan memanggil nama Tuhan ketika rasa sakit itu tak bisa ditundukkan. Wah, kalau ingat itu sebenarnya aku maluuuuuuu banget.

Tak bisa dipungkiri ya, ternyata para pria timur masih mendewakan virginitas. Dan kalo boleh jujur mereka akan memilih untuk menikmati "yang utuh" ketika malam pertama.

Tapi.....aku sering juga terbengong-bengong jika membaca berita survey tentang keprawanan anak-anak sekolah yang sudah banyak terenggut. Atau, tulisan-tulisan yang menceritakan betapa banyaknya anak-anak sekolah yang memilih untuk menjalani kehidupan bebas hingga terjadi kehamilan di luar nikah. Ada lagi kasus video porno yang dibuat di HP oleh pasangan2 yang masih SMU.

Ya Tuhan, apakah mereka tidak merasakan kesakitan yang pertama kali melakukan sehingga tidak menyisakan trauma? Maksudku, sedang kami saja yang melakukan tanpa dibayang-bayangi rasa takut dosa (karena sudah resmi bo) masih harus berjuang melawan trauma rasa sakit setelah di"obrak-abrik"..ini kok anak yang masih belasan tahun sudah banyak yang kebobolan?

Tak adakah keinginan di dalam hati mereka untuk menjadi bangga ketika Malam Pertama mereka nikmati? Tak adakah rasa bersalah atau takut akan masa depan sehingga banyak yang memilih untuk menikmati menu makanan yang belum saatnya mereka santap? Tidakkah kejadian - kejadian itu mengikis keyakinan diri mereka untuk merenda kehidupan di masa yang akan datang?

Harus bagaimana kita-kita sebagai hamba Tuhan menyikapi hal ini? Cukupkah sanksi tanpa pemberkatan nikah? Atau sebenarnya... anak-anak ini butuh pendekatan yang lebih logis? Aku juga tak tahu. tapi aku yakin pilihan hidup mereka menentukan keadaan kejiwaan mereka dalam menghadapi hidupnya. Aku juga yakin bahwasanya mereka juga memiliki penyesalan, hanya saja .. menurut mereka tak guna mengubah gaya hidup, toh sudah terlanjur tidak perawan?

Aku gak tau, tapi seringkali teman2ku yang sudah terlanjur terperosok melakukan hal itu sebelum waktunya mereka mengalami tekanan psikis ketika mereka ingin memulai hidup yang baru dengan pasangan yang baru pula
 

Gado-Gado Jawa Manado © 2008. Template Design By: SkinCorner