Senin, 23 Februari 2009

5 Kebiasaan Pasangan Yang Berbahagia

Menurut pakar perkawinan dan penulis buku How to Be a Couple and Still Be Free, Tina Tessina, memiliki ritual yang dilakukan setiap hari bersama pasangan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kemesraan perkawinan. "Kalau Anda ingin hubungan tetap awet, punya kebiasaan harian adalah cara mudah untuk menguatkan ikatan cinta," katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan sebuah majalah di Amerika terhadap pasangan-pasangan di sana, ada 5 kebiasaan yang selalu mereka lakukan untuk membuat pernikahan mereka langgeng.

Kebiasaan 1: Berbicara satu sama lain
Pasangan menikah yang berbahagia pada umumnya mengatakan hubungan dengan pasangannya menjadi lebih hangat setelah mereka duduk bersama dan berbicara. Sayangnya, banyak pasangan yang mengaku mencuri waktu untuk ngobrol di malam hari saja susah.
Setelah menjalin hubungan atau menikah sekian lama, kita kerap mengira otomatis akan tahu apa yang ada dalam pikiran pasangan. Padahal, bila kita tak meluangkan waktu untuk bicara satu sama lain, bagaimana kedua pasangan bisa saling membuka diri dan mengenal karakter masing-masing? Karena itulah, jangan biarkan curhat menjadi barang langka dalam hubungan Anda.

Kebiasaan 2: Tertawa bersama
Hidup ini sudah cukup serius bukan? Karena itulah Anda dan pasangan perlu memasukkan unsur humor dalam perkawinan agar hati lebih ringan dan rileks. Saling melempar cerita lucu atau mengingat kejadian-kejadian di masa pacaran dulu juga bisa Anda lakukan untuk berbagi tawa dengan pasangan.
Anda juga bisa melakukan hal-hal "konyol" dan kekanak-kanakan bersama pasangan untuk mengulang masa-masa pacaran yang tanpa beban. "Kalau Anda tak bertingkah konyol dengan suami, lalu dengan siapa lagi?" kata Tessina.

Kebiasaan 3: Jaga keintiman
Pasangan yang sama-sama bekerja dan hidup di kota besar sering kali kehabisan energi untuk menikmati waktu berduaan dengan pasangan. Survei yang dilakukan tim peneliti dari University of Chicago pada tahun 1994 terhadap suami isteri di AS menunjukkan, mayoritas responden mengaku melakukan hubungan seksual dengan pasangannya hanya seminggu sekali.

Jangan biarkan hubungan Anda dan pasangan menjadi monoton dan rutin. Melakukan kemesraan spontan bisa jadi salah satu cara untuk menjaga keintiman hubungan. Jangan segan untuk mengekspresikan cinta Anda lewat genggaman tangan, pelukan, atau ciuman. Sentuhan-sentuhan kecil yang dilakukan setiap hari akan lebih mendekatkan hati dan tentu saja mengobarkan gairah.

Kebiasaan 4: Lakukan hobi
Mengurus rumah dan pekerjaan kantor setiap hari lama-lama bisa menjadi rutinitas yang membosankan. Untuk menyiasatinya, luangkan waktu untuk berkumpul dengan para sahabat dan melakukan hobi Anda sendiri, atau dengan kata lain, lakukan me time. Pikiran yang plong dan hati yang ringan akan berdampak pada sehatnya hubungan Anda dan pasangan.

Kebiasaan 5: Ibadah bersama
Dalam survei yang dilakukan peneliti dari Universitas Chicago, AS, terhadap pasangan menikah, 75 persen mengatakan, mereka yang punya kebiasaan berdoa bersama pasangan mengaku memiliki perkawinan yang "sangat bahagia". Beribadah bersama pasangan diyakini mampu meningkatkan rasa respek satu sama lain dan melancarkan komunikasi.

Kehadiran Tuhan dalam kehidupan pernikahan adalah sebuah hal yang sangat penting. Karena kasih antara suami dan isteri harus berlandaskan kasih Kristus sendiri. Jadi yakinlah, selama kasih Allah itu hadir dalam kehidupan suami isteri, situasi sesulit apapun akan mendatangkan kebaikan pada akhirnya dan nama Allah akan dipermuliakan melalui keluarga Anda.

8 Cara Suami Menyakiti Hati Isteri Mereka

Bagi beberapa pasangan suami isteri, satu minggu jarang berlalu tanpa sang suami berkata atau berbuat sesuatu yang tanpa sengaja menyakiti perasaan isteri. Poin-poin berikut ini menggambarkan 8 cara suami menyakiti hati isteri mereka... tanpa mereka menyadarinya! Namun para pria dapat berhenti menimbulkan rasa sakit tersebut dengan belajar menghargai isterinya dan menyadari kebiasaan-kebiasaan yang dapat menyakiti hati isterinya.

1. Sering Mengkritik
Berapa banyak suami yang telah menarik perhatian isterinya karena masalah berat badannya, tetapi juga mengkritik isterinya ketika isterinya ingin menormalkan berat badannya tersebut. Meskipun tidak menyadarinya, sang suami dapat menemukan kesalahan hampir dalam setiap hal yang isterinya katakan atau lakukan. Ia berpikir dapat mendorong isterinya agar berubah melalui komentar yag kasar.
Karena wanita secara alamiah tidaklah bersifat keras dan bukannya tidak mempunyai perasaan, kritik-kritik yang menyakiti hati jarang mendorong terjadinya perubahan. Biasanya hal ini mengakibatkan rasa putus asa yang mendalam, yang mengakibatkan lenyapnya keinginan untuk menyenangkan suami.

2. Tidak Menaruh Perhatian Terhadap Kata-kata dan Ide Isterinya
Banyak isteri telah disakiti karena kurangnya perhatian dari suami. Ketika seorang isteri mulai berbicara, sepertinya ada sebuah mesin dalam otak si suami yang mengatakan, "Sekarang adalah saatnya mengambil surat kabar, menyetel TV dan menyelesaikan pekerjaan yang tak terselesaikan di kantor tadi." Ia mungkin memperlihatkan kurangnya perhatian dengan memusatkan pandangannya pada sesuatu yang lain atau hanya menatap dengan ekspresi kosong ke mata isterinya sementara pikirannya melayang ke tempat lain.
Namun ketika tiba saatnya ia berbicara, ia tidak hanya meminta perhatian isterinya, tetapi juga megharapkan isterinya mengingat setiap rincian, mengharapkan agar seluruh percakapan terekam secara permanen dalam pikiran isterinya. Hati seorang wanita dapat terluka secara mendalam karena tidak ada perhatian dari suami sebab secara tidak langsung hal itu memberitahukan bahwa suaminya menganggap urusan isterinya tidak berarti dan tidak penting.

3. Tidak Sanggup Memikul Tanggung Jawab Rumah Tangga
Banyak pria berpikir bahwa tanggung jawabnya kepada keluarga berakhir ketika ia meninggalkan kantor dan pulang ke rumah. Banyak isteri yang menemukan bahwa suaminya tidak banyak membantu di rumah. Mungkin para isteri bahkan tidak membicarakannya dengan suami mereka karena hal itu membuatnya merasa seperti seorang nenek cerewet. Para suami biasanya dengan cepat mengingatkan isterinya bahwa ia sudah bekerja keras dan betapa banyaknya tekanan yang harus ia tanggung. Dan seringkali para suami membuat isterinya merasa gagal karena tidak mampu mengerjakan pekerjaan rumah dengan benar.

4. Menomorduakan Kebutuhan dan Keinginan Isterinya
Berapa banyak suami yang menghabiskan waktu dengan bekerja, menonton TV, bermain golf atau pergi makan siang bersama teman-temannya. Bahkan ketika sedang tidak bekerja, ia biasanya sibuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya bukan menghabiskan waktu bersama dengan isterinya. Berapa banyak isteri yang akhirnya menyerah melihat fakta bahwa ia dan dunianya tidak cukup penting bagi suaminya untuk diperhatikan dan bersekutu dengan isterinya.

5. Tidak Memahami Perasaan Isteri ketika Isterinya Membutuhkan Bahu Suaminya
Berapa banyak suami yang memilih mengomel dan mengabaikan isterinya ketika isterinya tanpa sengaja merusak barang miliknya? Katakan saja, tanpa sengaja membuat mobil tergores karena menabrak tiang garasi. Dalam keadaan seperti itu, seorang isteri membutuhkan bahu suaminya... bukan mulutnya. Namun kebanyakan pria merupakan pengomel yang hebat dalam segala hal dari menurunkan berat badan hingga mengurus rumah.

6. Bertindak Sepertinya Ia Lebih Hebat
Beberapa suami seringkali mengucapkan kata-kata dan melakukan hal-hal yang membuat isterinya sepertinya tidak memberikan sumbangan intelektual yang berarti pada pernikahan mereka. Sang suami tidak pernah menerima nasehat isterinya, namun ia senantiasa cepat mengekspresikan pendapatnya, bahkan yang berkaitan dengan bidang-bidang yang menjadi keahlian isterinya seperti memasak hingga mendekor ruangan. Sang suami terus-menerus menunjukkan kepada isterinya bahwa ia tidak menghargai kualitas dan tidak menghormati talenta yang dimiliki isterinya. Pada dasarnya, ia membuat isterinya merasa seperti sebuah keset kaki.
Allah tidak pernah menciptakan wanita untuk menjadi keset kaki. Wanita dimaksudkan menjadi bagian yang vital dan memberikan kehidupan di rumah. Wanita memiliki banyak sifat yang kaya secara alamiah dan bukan merupakan sesuatu yang alamiah bagi pria.

7. Lebih Mementingkan Orang Lain daripada Isterinya
Berapa banyak suami yang tanpa sadar seringkali membela orang lain dibandingkan isterinya sendiri? Mereka lebih membela teman dekat, anggota keluarganya, siapapun yang kepadanya ia memiliki rasa hormat lebih dibandingkan isterinya. Seringkali hal ini menyakiti para isteri tanpa disadari oleh suaminya.

8. Tidak Berusaha Romantis Dalam Hubungan
Tidakkah mengherankan bila beberapa pria yang begitu romantis sebelum menikah dapat menjadi sangat tidak romantis setelah menikah? Sepertinya suatu bagian dari otaknya hilang ketika mereka mengatakan, "Saya bersedia". Mereka benar-benar tidak ingat bagaimana menjadi romantis. Bahkan tanggal lahir isterinya pun seringkali terabaikan.
Bagi para suami, apa yang Anda lakukan memang seringkali tidak disadari dan bukan suatu hal yang disengaja untuk menyakiti hati isteri Anda. Namun penting bagi Anda untuk mulai mengerti perasaan isteri Anda dan memenuhi kebutuhan isteri Anda akan kasih sayang dan perhatian.
Bagi para isteri, Anda tidak bisa terus-menerus menempatkan diri Anda sebagai korban yang tersakiti. Sadarilah bahwa suami Anda membutuhkan bantuan dan bimbingan Anda. Anda harus mempertimbangkan membuat komitmen untuk sungguh-sungguh membantu suami Anda belajar supaya tidak menyakiti hati Anda dan juga membantunya supaya bebas dari apa pun juga yang menyebabkan ia menyakiti hati Anda. Suami dan isteri harus mengutamakan pengampunan dalam hubungan mereka. Pengampunan adalah proses seumur hidup.

Lukas 17:4
Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.

Sumber : Gary Smalley – Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu

Penolong (status yang menyedihkan?)

Sebenarnya ... sampai batasan apakah tugas seorang penolong (baca : Isteri). Jika secara logika seorang penolong harus lah lebih pintar dan kuat dari yang ditolong.. lantas dimanakah letak kemanjaan seorang wanita yang senang diperlakukan lemah lembut dan dibanjiri hadiah (yang tak harus mahal) sebagai bentuk penghargaan kecil atas pengabdiannya?

Benarkah penolong tidak bisa menikmati privasinya? Menikmati hasil kerjanya untuk sedikit bersenang-senang? Harus diketahui segala gerak keuangannya untuk mengcover semua kebutuhan rumah tangga? Jika demikian adanya : mengapa Tuhan mengutuk Adam : bahwa untuk mendapatkan nafkah dia harus mencucurkan keringat dan penuh kesengsaraan?

Sebenarnya seorang istri pejabat dalam Amsal 31 yang rajin bekerja dan sungguh-sungguh menjaga kehormatan keluarga itu dalam batasan apa? Hanya untuk supaya tidak mengandalkan suaminya.. ataukah..harus terima seberapa besarpun nafkah yang diberikan suaminya .. dan kekurangannya ditutup oleh sang penolong?

Haruskah seorang penolong menjadi pencari solusi terhadap setiap permasalahan yang singgah di dalam rumah tangga? Sementara sang suami pasrah dengan perisai kata : berserah, beriman dan percaya. Tanpa adanya aksi yang nyata untuk membentengi rumah tangganya dari serangan dan serbuan masalah?

Wah... aku benar2 buntu dengan pertanyaan2 yang singgah di inbox hatiku ini. Jika demikian adanya : alangkah kasihan makhluk yang disebut "wanita"?

1. Dia harus membantu mencari uang agar kebutuhan keluarganya tercukupi
2. Dia harus bisa merawat semua anak dan suaminya (tak peduli seberapa lelahnya dia)
3. Sekalipun memasak adalah hal yang mustahil dilakukan karena harus menjaga bayinya...demi satu kata yang disebut dengan "pengabdian" harus tetap bisa dilaksanakan
4. kebersihan rumah menjadi tanggung jawabnya, karena kalau tak rapi akan timbul opini : betapa malasnya si nyonya rumah
5. Setiap kali ada masalah dia yang diandalkan untuk mencari jalan keluar
6. JIka tak melayani kebutuhan ranjang yang melelahkan itu terancam kena sanksi : WIL
7. Jika sang suami bersuara keras...tetap tak mau memperlunak demi harga diri yang menghancurkan perasaannya itu
8. Tidak boleh bilang "MENYESAL"

bagaimana ya? apa yang harus aku perbuat untuk mengingatkan temanku itu...bahwa seorang suami adalah kepala, kepala adalah ketua dan sama dengan nahkoda..juga imam sementara istri adalah makmum. Supaya dia tak terus-terusan menuntut isterinya menjadi wonder woman dengan energi yang terbatas itu
bahwa isterinya juga ingin dihargai dalam bentuk pemberian benda-benda hasil keringatnya sendiri
bahwa isterinya juga ingin memiliki kebebasan menggunakan hasil kerjanya untuk sedikit bersenang2
bahwa seorang suamilah yang seharusnya bekerja lebih giat dan kuat untuk menghasilkan uang
bahwa seorang suami TIDAK BOLEH MENGANDALKAN isterinya untuk menjadi pencari jalan keluar sementara dia bersantai atasnama IMAN, KEPASRAHAN, DAN KEBERSERAHAN.
bagaimana ya??

Jika seringkali ada istilah Emansipasi yang Kebablasan, maka dalam kasus diatas aku ingin menyebutnya : PENOLONG adalah status yang menyedihkan.

Benarkah hukum Tuhan hanya memihak kepada pria dan merugikan kaum hawa? Benarkah hukum Tuhan menuntut hal2 yang sedemikian kepada kaum wanita?

Atau...semua ketidakseimbangan ini terjadi karena kedegilan hati manusia yang salah mentafsirkan ayat-ayat kudus Tuhan?

halah embuh...idup kok rumit banget ya

==========
diambil dari : fragmen hidup yang menyedihkan, ada seorang isteri yang diminta berpuasa oleh suaminya karena keterbatasan uang
minus usaha yang sungguh2 dan dewasa dari suaminya untuk memikirkan hari depan rumah tangganya
==========

Rabu, 18 Februari 2009

NgeTeh Yuuk - Seri Belajar Bicara dan Mendengar

Ritual sebagai ajang belajar berbicara dan mendengarkan

Mari NgeTeh.. Mari Bicara.. iklan yang terkenal dan membumi. Iklan yang sebenarnya dalam sekali maknanya

Berbicara tidak sama dengan mengomel, ngobrol biasa, ngegosip, atau mengoceh tak tentu arah. Berbicara di dalam iklan ini adalah dimaksudkan untuk menyatukan visi atau pandangan sehingga terciptalah suatu kesepakatan yang menguntungkan. Bicara suami istri haruslah interaktiv dan konstruktiv. Bukan bicara sebelah pihak, yang sebelah pihak lagi "dipaksa" mendengarkan. Pembicaraan suami istri bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, tapi mencari jalan keluar dari setiap perbedaan. Pembicaraan suami isteri bukanlah ajang meningkatkan keterampilan bersilat lidah tanpa hasil. Pembicaraan suami istri adalah untuk membangun karakter yang lemah menjadi kuat, mengkoreksi yang salah menjadi benar, dan membuat segala sesuatu yang belum diketahui menjadi tahu.

Banyak suami atau istri jengkel karena menurutnya istri atau suaminya tidak mengerti apa yang mereka maksudkan. Ironisnya, banyak juga suami atau istri yang tidak sadar, bahwa mereka belum pernah menyampaikan isi hati mereka kepada para istri atau suaminya. Juga istri-istri (termasuk saya) seringkali maunya menang sendiri dan tidak mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang diingini suaminya supaya perjalanan rumah tangga bisa berjalan dalam harmoni yang manis. Mendengarkan tidaklah sama dengan mendengarkan siaran televisi, radio, atau sekedar menguping. Mendengar adalah suatu seni yang melibatkan hati, perasaan, dan pikiran. JIka istri atau suami belajar untuk mendengarkan sudah seyogjanya ada tekad dalam hati untuk membuat jurnal penyesuaian supaya ketimpangan-ketimpangan dalam rumah tangga bisa diminimalisir.

Banyak pasangan yang memilih untuk hidup dalam "kedamaian semu". Yaitu, memilih untuk tidak perang mulut daripada ribut, tapi menyimpan kekecewaan yang mendalam kepada pasangannya. Kekeceewaan ini ibaratnya gunung api yang disalut Es tebal. Suatu saat akan meledak, setebal apapun es yang melapisinya. SEhingga banyak orang akan terbengong2, ketika keputusan CERAI dipublikasikan.

Rasanya kita sama-sama tahu, bahwa untuk berbicara dan mendengarkan dibutuhkan waktu dan emosi yang tenang. Dan akan lebih efektiv jika suami istri memiliki waktu-waktu khusus untuk berbicara dan mendengar. Ini untuk meminimalis kumulasi kekecewaan atau mempersempit ruang penyimpanan kekesalan. Karena dengan adanya waktu yang terjadwal untuk berbicara dan mendengar akan semakin banyak uneg2 ataupun cita2 yang bisa disampaikan kepada pasangannya. Asal kita merupakan pasangan yang dewasa, pastinya hal ini akan sangat membantu proses pengenalan kita kepada pasangan kita, bukan?

Kami membiasakan menjalani ritual "ngobrol" mulai dari hal2 ringan hingga masalah2 yang mesti dipecahkan. ritual ngobrol ini bisa berlangsung siang hari ketika kami berdua libur dan anak-anak sedang tidur. Atau malam hari menjelang tidur sambil menyaksikan sinetron kegemaran kami berdua. Ritual ini biasanya dilengkapi dengan dua cangkir teh hangat atau dua gelas minuman kesukaan kami plus sedikit camilan. Suasana yang akrab, memudahkan kami untuk merasa comfort menuangkan isi hati kami kepada pasangan. Kami jadi tahu bagaimana seharusnya kami membicarakan hal2 yang mengganjal perasaan kami tanpa harus menciptakan konflik baru.

Ada saat-saat kami harus menangis bersama karena kami sama-sama terjatuh karena begitu beratnya beban. Ada saat-saat kami hanya bisa berdiam diri sambil berpelukan karena pikiran kami tak bisa menjangkau puncak solusi. Yang jelas.. ada saat-saat dimana kami benar-benar tidak menutupi keadaan kami.

Well, perkawinan kami baru seumur jagung. Apa yang saya sharingkan di sini juga hasil belajar dari para mentor Bimbingan Pra Nikah, para senior yang sudah membuktikan keberhasilannya dalam mengarungi badai kehidupan. Mudah-mudahan proses pembelajaran kita sama-sama berhasil, ya Pembaca! Kami bukanlah pasangan yang paling tahu, tapi apa yang kami tahu ingin kami bagikan kepada anda semua.. supaya apa yang bermanfaat tidak berhenti di satu rumah kami yang indah, tapi diteruskan hingga ke rumah-rumah di ujung dunia.

=============

Rom 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

===============
 

Gado-Gado Jawa Manado © 2008. Template Design By: SkinCorner