Jumat, 18 Januari 2008

Malam Pertama

Suamiku senang sekali jika mengingat-ingat tentang malam pertama kami. Malam yang menurutnya sangat membanggakan, karena pada malam itu dia berhasil memecahkan segel alias virginitasku. Butuh perjuangan hingga beberapa ronde untuk memecahkan "masalah"nya.

Oh iya, ada kejadian lucu ketika malam pertama yang bisa dia jadikan bahan ledekan untukku. Waktu itu aku kesakitan sekali sampai-sampai memohon kepadanya untuk tidak terburu-buru memperbesar size Mr. P. Belum lagi aku sempat merintih dengan memanggil nama Tuhan ketika rasa sakit itu tak bisa ditundukkan. Wah, kalau ingat itu sebenarnya aku maluuuuuuu banget.

Tak bisa dipungkiri ya, ternyata para pria timur masih mendewakan virginitas. Dan kalo boleh jujur mereka akan memilih untuk menikmati "yang utuh" ketika malam pertama.

Tapi.....aku sering juga terbengong-bengong jika membaca berita survey tentang keprawanan anak-anak sekolah yang sudah banyak terenggut. Atau, tulisan-tulisan yang menceritakan betapa banyaknya anak-anak sekolah yang memilih untuk menjalani kehidupan bebas hingga terjadi kehamilan di luar nikah. Ada lagi kasus video porno yang dibuat di HP oleh pasangan2 yang masih SMU.

Ya Tuhan, apakah mereka tidak merasakan kesakitan yang pertama kali melakukan sehingga tidak menyisakan trauma? Maksudku, sedang kami saja yang melakukan tanpa dibayang-bayangi rasa takut dosa (karena sudah resmi bo) masih harus berjuang melawan trauma rasa sakit setelah di"obrak-abrik"..ini kok anak yang masih belasan tahun sudah banyak yang kebobolan?

Tak adakah keinginan di dalam hati mereka untuk menjadi bangga ketika Malam Pertama mereka nikmati? Tak adakah rasa bersalah atau takut akan masa depan sehingga banyak yang memilih untuk menikmati menu makanan yang belum saatnya mereka santap? Tidakkah kejadian - kejadian itu mengikis keyakinan diri mereka untuk merenda kehidupan di masa yang akan datang?

Harus bagaimana kita-kita sebagai hamba Tuhan menyikapi hal ini? Cukupkah sanksi tanpa pemberkatan nikah? Atau sebenarnya... anak-anak ini butuh pendekatan yang lebih logis? Aku juga tak tahu. tapi aku yakin pilihan hidup mereka menentukan keadaan kejiwaan mereka dalam menghadapi hidupnya. Aku juga yakin bahwasanya mereka juga memiliki penyesalan, hanya saja .. menurut mereka tak guna mengubah gaya hidup, toh sudah terlanjur tidak perawan?

Aku gak tau, tapi seringkali teman2ku yang sudah terlanjur terperosok melakukan hal itu sebelum waktunya mereka mengalami tekanan psikis ketika mereka ingin memulai hidup yang baru dengan pasangan yang baru pula

0 komentar:

 

Gado-Gado Jawa Manado © 2008. Template Design By: SkinCorner