Senin, 23 Februari 2009

Penolong (status yang menyedihkan?)

Sebenarnya ... sampai batasan apakah tugas seorang penolong (baca : Isteri). Jika secara logika seorang penolong harus lah lebih pintar dan kuat dari yang ditolong.. lantas dimanakah letak kemanjaan seorang wanita yang senang diperlakukan lemah lembut dan dibanjiri hadiah (yang tak harus mahal) sebagai bentuk penghargaan kecil atas pengabdiannya?

Benarkah penolong tidak bisa menikmati privasinya? Menikmati hasil kerjanya untuk sedikit bersenang-senang? Harus diketahui segala gerak keuangannya untuk mengcover semua kebutuhan rumah tangga? Jika demikian adanya : mengapa Tuhan mengutuk Adam : bahwa untuk mendapatkan nafkah dia harus mencucurkan keringat dan penuh kesengsaraan?

Sebenarnya seorang istri pejabat dalam Amsal 31 yang rajin bekerja dan sungguh-sungguh menjaga kehormatan keluarga itu dalam batasan apa? Hanya untuk supaya tidak mengandalkan suaminya.. ataukah..harus terima seberapa besarpun nafkah yang diberikan suaminya .. dan kekurangannya ditutup oleh sang penolong?

Haruskah seorang penolong menjadi pencari solusi terhadap setiap permasalahan yang singgah di dalam rumah tangga? Sementara sang suami pasrah dengan perisai kata : berserah, beriman dan percaya. Tanpa adanya aksi yang nyata untuk membentengi rumah tangganya dari serangan dan serbuan masalah?

Wah... aku benar2 buntu dengan pertanyaan2 yang singgah di inbox hatiku ini. Jika demikian adanya : alangkah kasihan makhluk yang disebut "wanita"?

1. Dia harus membantu mencari uang agar kebutuhan keluarganya tercukupi
2. Dia harus bisa merawat semua anak dan suaminya (tak peduli seberapa lelahnya dia)
3. Sekalipun memasak adalah hal yang mustahil dilakukan karena harus menjaga bayinya...demi satu kata yang disebut dengan "pengabdian" harus tetap bisa dilaksanakan
4. kebersihan rumah menjadi tanggung jawabnya, karena kalau tak rapi akan timbul opini : betapa malasnya si nyonya rumah
5. Setiap kali ada masalah dia yang diandalkan untuk mencari jalan keluar
6. JIka tak melayani kebutuhan ranjang yang melelahkan itu terancam kena sanksi : WIL
7. Jika sang suami bersuara keras...tetap tak mau memperlunak demi harga diri yang menghancurkan perasaannya itu
8. Tidak boleh bilang "MENYESAL"

bagaimana ya? apa yang harus aku perbuat untuk mengingatkan temanku itu...bahwa seorang suami adalah kepala, kepala adalah ketua dan sama dengan nahkoda..juga imam sementara istri adalah makmum. Supaya dia tak terus-terusan menuntut isterinya menjadi wonder woman dengan energi yang terbatas itu
bahwa isterinya juga ingin dihargai dalam bentuk pemberian benda-benda hasil keringatnya sendiri
bahwa isterinya juga ingin memiliki kebebasan menggunakan hasil kerjanya untuk sedikit bersenang2
bahwa seorang suamilah yang seharusnya bekerja lebih giat dan kuat untuk menghasilkan uang
bahwa seorang suami TIDAK BOLEH MENGANDALKAN isterinya untuk menjadi pencari jalan keluar sementara dia bersantai atasnama IMAN, KEPASRAHAN, DAN KEBERSERAHAN.
bagaimana ya??

Jika seringkali ada istilah Emansipasi yang Kebablasan, maka dalam kasus diatas aku ingin menyebutnya : PENOLONG adalah status yang menyedihkan.

Benarkah hukum Tuhan hanya memihak kepada pria dan merugikan kaum hawa? Benarkah hukum Tuhan menuntut hal2 yang sedemikian kepada kaum wanita?

Atau...semua ketidakseimbangan ini terjadi karena kedegilan hati manusia yang salah mentafsirkan ayat-ayat kudus Tuhan?

halah embuh...idup kok rumit banget ya

==========
diambil dari : fragmen hidup yang menyedihkan, ada seorang isteri yang diminta berpuasa oleh suaminya karena keterbatasan uang
minus usaha yang sungguh2 dan dewasa dari suaminya untuk memikirkan hari depan rumah tangganya
==========

1 komentar:

JJ mengatakan...

sabar ya ris.... setelah hujan badai dlm kurun waktu yg lama... langit akan terang kembali dan ber-pelangi... :)

 

Gado-Gado Jawa Manado © 2008. Template Design By: SkinCorner