Rabu, 18 Februari 2009

NgeTeh Yuuk - Seri Belajar Bicara dan Mendengar

Ritual sebagai ajang belajar berbicara dan mendengarkan

Mari NgeTeh.. Mari Bicara.. iklan yang terkenal dan membumi. Iklan yang sebenarnya dalam sekali maknanya

Berbicara tidak sama dengan mengomel, ngobrol biasa, ngegosip, atau mengoceh tak tentu arah. Berbicara di dalam iklan ini adalah dimaksudkan untuk menyatukan visi atau pandangan sehingga terciptalah suatu kesepakatan yang menguntungkan. Bicara suami istri haruslah interaktiv dan konstruktiv. Bukan bicara sebelah pihak, yang sebelah pihak lagi "dipaksa" mendengarkan. Pembicaraan suami istri bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, tapi mencari jalan keluar dari setiap perbedaan. Pembicaraan suami isteri bukanlah ajang meningkatkan keterampilan bersilat lidah tanpa hasil. Pembicaraan suami istri adalah untuk membangun karakter yang lemah menjadi kuat, mengkoreksi yang salah menjadi benar, dan membuat segala sesuatu yang belum diketahui menjadi tahu.

Banyak suami atau istri jengkel karena menurutnya istri atau suaminya tidak mengerti apa yang mereka maksudkan. Ironisnya, banyak juga suami atau istri yang tidak sadar, bahwa mereka belum pernah menyampaikan isi hati mereka kepada para istri atau suaminya. Juga istri-istri (termasuk saya) seringkali maunya menang sendiri dan tidak mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang diingini suaminya supaya perjalanan rumah tangga bisa berjalan dalam harmoni yang manis. Mendengarkan tidaklah sama dengan mendengarkan siaran televisi, radio, atau sekedar menguping. Mendengar adalah suatu seni yang melibatkan hati, perasaan, dan pikiran. JIka istri atau suami belajar untuk mendengarkan sudah seyogjanya ada tekad dalam hati untuk membuat jurnal penyesuaian supaya ketimpangan-ketimpangan dalam rumah tangga bisa diminimalisir.

Banyak pasangan yang memilih untuk hidup dalam "kedamaian semu". Yaitu, memilih untuk tidak perang mulut daripada ribut, tapi menyimpan kekecewaan yang mendalam kepada pasangannya. Kekeceewaan ini ibaratnya gunung api yang disalut Es tebal. Suatu saat akan meledak, setebal apapun es yang melapisinya. SEhingga banyak orang akan terbengong2, ketika keputusan CERAI dipublikasikan.

Rasanya kita sama-sama tahu, bahwa untuk berbicara dan mendengarkan dibutuhkan waktu dan emosi yang tenang. Dan akan lebih efektiv jika suami istri memiliki waktu-waktu khusus untuk berbicara dan mendengar. Ini untuk meminimalis kumulasi kekecewaan atau mempersempit ruang penyimpanan kekesalan. Karena dengan adanya waktu yang terjadwal untuk berbicara dan mendengar akan semakin banyak uneg2 ataupun cita2 yang bisa disampaikan kepada pasangannya. Asal kita merupakan pasangan yang dewasa, pastinya hal ini akan sangat membantu proses pengenalan kita kepada pasangan kita, bukan?

Kami membiasakan menjalani ritual "ngobrol" mulai dari hal2 ringan hingga masalah2 yang mesti dipecahkan. ritual ngobrol ini bisa berlangsung siang hari ketika kami berdua libur dan anak-anak sedang tidur. Atau malam hari menjelang tidur sambil menyaksikan sinetron kegemaran kami berdua. Ritual ini biasanya dilengkapi dengan dua cangkir teh hangat atau dua gelas minuman kesukaan kami plus sedikit camilan. Suasana yang akrab, memudahkan kami untuk merasa comfort menuangkan isi hati kami kepada pasangan. Kami jadi tahu bagaimana seharusnya kami membicarakan hal2 yang mengganjal perasaan kami tanpa harus menciptakan konflik baru.

Ada saat-saat kami harus menangis bersama karena kami sama-sama terjatuh karena begitu beratnya beban. Ada saat-saat kami hanya bisa berdiam diri sambil berpelukan karena pikiran kami tak bisa menjangkau puncak solusi. Yang jelas.. ada saat-saat dimana kami benar-benar tidak menutupi keadaan kami.

Well, perkawinan kami baru seumur jagung. Apa yang saya sharingkan di sini juga hasil belajar dari para mentor Bimbingan Pra Nikah, para senior yang sudah membuktikan keberhasilannya dalam mengarungi badai kehidupan. Mudah-mudahan proses pembelajaran kita sama-sama berhasil, ya Pembaca! Kami bukanlah pasangan yang paling tahu, tapi apa yang kami tahu ingin kami bagikan kepada anda semua.. supaya apa yang bermanfaat tidak berhenti di satu rumah kami yang indah, tapi diteruskan hingga ke rumah-rumah di ujung dunia.

=============

Rom 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

===============

2 komentar:

klincimate mengatakan...

waduh...tiba2 menulis bgini...hehehe... apalagi gw dunk, udah perkawinan seumur jagung, bahkan ga ada kesempatan utk berbicara dr hati ke hati... kl lg ribut, diem2an gak ceting, kan malah ga jelas tuh, dan ga sehat... yah tiap org punya cara sendiri utk belajar bicara n mendengarnya ris, sayangnya kita belum seberuntung kalian...hehe...

Riris Ernaeni mengatakan...

komunikasi juga proses belajar yang gak akan pernah abis. Lulus tingkat 1, ketingkat 2, 3,4,5 dst, jangan putus asa.. toh diem2an ga ceting juga dalam rangka mendinginkan kepala supaya keadaan ga tambah keruh kan?

 

Gado-Gado Jawa Manado © 2008. Template Design By: SkinCorner